Siapa yang Kurindukan?


Assalamualaikum. w.w

Hi guys...
Dikarenakan hari ini lebaran banget nih,
Selamat hari raya idul fitri, minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin 😇

Lagi pengen curhat aja sih...
Tahun demi tahun lebaran demi lebaran terlewati begitu saja tanpa ada keistimewaan yang berarti. Semakin hari lebaran semakin menyedihkan saja rasanya.
Sebenarnya aku tak seharusnya begini.
Harusnya aku bersyukur aku masih hidup diberikan kesehatan,rizqi dan berkah oleh Allah.SWT.

Tapi...
Justru momen lebaran adalah momen yang membuatku merasa... Entahlah setiap lebaran aku merasa sedih. Tahun demi tahun orang orang yang dulu ada mulai tiada. Dan di momen lebaran biasanya kerinduanku pada orang orang yang sudah tiada khususnya mama dan bibi semakin memuncak. Ditambah lagi 3x lebaran ini aku sudah tak merayakannya dengan emak.

Menyakitkan rasanya saat lebaran hanya bisa jiarah ke makam dan melihat nisan mamah,bibi, nene, kakek, emak, dan pak aki dan om ku yang terbujur disana. Ingin rasanya aku menangis di atas nisan mereka dan berkata hey bangunlah aku merindukan kalian. Hey bangunlah haruskah semua terjadi. Hey bangunlah aku disini mungkinkah kalian melihatku?
Tapi kutahan semua air mata ini.
Ku tengadahkan wajahku ke langit aku tahan air mata dan kerinduan yang begitu menyesakan dada ini agar ia tetap ada di hatiku.

Mah, kenapa kita tak punya foto bersama? Mah kenapa kita tak pernah merayakan momen lebaran bersama? Mah betapa aku iri melihat mereka difoto bersama ibunya diiringi dengan caption selamat lebaran dan emot hati yang berbunga.

Bi, mak dan semuanya. Aku rindu 😭
Dan jauuuh didalam hati ini ada kerinduan yang mendalam yang entah milik siapa.

Didalam sini di hati ini aku merindukan sosok yang belum pernah aku temui dalam hidupku.
Lah bagaimana bisa aku rindu pada orang yang belum pernah kutemui?

Akupun heran. Apakah ini rindu ataukah ikatan takdir yang kejam.

Ibu kandungku, aku merindukannya.
Sekalipun aku belum pernah melihatnya. Sekalipun aku belum pernah bertemu dengannya. Aku merindukan sosok yang belum pernah aku temui itu. Disetiap hari raya dan disetiap hari ulang tahunku aku selalu memikirkan. Apakah dia mengingatku? Apakah dia merindukanku? Apakah dia bahkan masih ingat hari ulang tahunku? Aku belum pernah bertemu denganmu tapi kenapa didalam sini terasa seperti lubang besar yang sangat kosongkosong. Kerinduan amat sangat yang entah milik siapa.

Aku tahu aku dibesarkan dengan baik disini, aku tahu bapa mama bibi emak pak aki kakek dan nenek dan orang terdekat menyayangiku sepenuh hatinya. Tapi tetap saja lubang kosong ini tak pernah terpenuhi. Ia selalu tetap kosong.
Dalam benak ku. Aku selalu bertanya tanya kenapa mereka memberikanku pada bapa dan mama? Apa mungkin karna ekonomi? Hey memangnya kenapa kalau aku dibesarkan di keluarga miskin? Aku selalu bertanya tanya akan seperti apa rasanya jika hidup dengan orangtua kandungku? Bahkan jika kami miskin! Kalian mungkin berpikir inilah yang terbaik. Dengan begini aku bisa sekolah bisa kuliah bisa makan berkecukupan. Tapi... Siapa yang menentukan lebih baik atau tidak? Bagaimana aku bisa tahu hidupku sekarang ini lebih baik jika aku tak tahu bagaimana hidup dengan orangtua ku yang sebenarnya?

Aku tidak melupakan kasih sayang dari bapa dan mama yang membesarkanku. Sungguh aku sayang mereka melebihi apapun. Hanya saja didalam benak ini selalu ada tanya yang tak pernah ada jawabnya. Selalu ada kekosongan yang tak pernah terisi. Selalu ada rindu yang tak pernah terjawab.

Aku sudah dewasa kini usiaku menginjak 21 tahun. Apa kalian masih saja akan membodohi aku? Dengan realita yang dipalsukan ini? Kalian hanya tidak tahu bahwa sebenarnya aku sudah tahu realita pahit ini bahkan sejak usiaku 7 tahun.

Kalian tahu? Kala itu salah satu temanku mengejek ku dengan sebutan anak pungut. Rasanya sangat sakit dan aku tak percaya tapi aku juga melihat sendiri bahwa di buku rapor SD ku saat anak lain status dalam keluarga nya bertuliskan anak kandung di rapor ku tertulis AA dan itulah kenyataan pahit yang aku tak ingin percaya. Sakit yang kurasakan mah, sakit yang kurasakan pa. Tapi semua itu hanya bisa ku tahan dan kusimpan sendiri. Setiap luka dan bahkan orang" sekitar yang menanyaiku anak siapakah aku? Mereka bertanya dengan memberikan pilihan jawaban apakah aku anak kandung atau anak angkat. " oh kamu yang anak angkat itu ya" sakit rasanya. Hey siapa yang mau jadi anak angkat? Kenapa kalian begitu jahat. Kalian orang dewasa tapi kenapa kalian berucap hal yang akan menyakiti perasaan seorang anak.

Kata orang " darah lebih kental daripada air" pertanyaanku, masihkah aku dapat mempercayai peribahasa itu? Bisakah aku mempercayainya?


Aku tau tidak semua keluarga bapa melihatku sebagai anak bapa. Aku tahu beberapa dari mereka tetap menganggapku orang asing  bahkan ibu tiriku. Alasan kenapa dia tak pernah menganggapku anak karna dia hanya melihatku sebagai anak pungut. Sekalipun yang "memungut" ku itu bukan dia tapi bapa dan almh mamaku.


  1. Jadi, darahku? Kalian pikir aku hidup lebih baik disini?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Inginkah Menjadi Guru?

I lost him, but I found The Greatest "HIM"