Apa Kabar Nona Senja?
















Sore yang cerah di Gombong,

Hai nona senja, bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar sikecil pecicilan?
Apakah semuanya baik-baik saja?
Atau kau masih saja menjadi gadis naif sekaligus pecundang yang selalu terhanyut dalam ruang imaji??
Bicara dengan siapa kamu? Bukankah aku adalah kamu?
Kamu tahu persis dirimu masih menjadi gadis naif yang selalu begitu adanya, terhanyut dalam angan yang kau ciptakan sendiri, kemudian sakit sendiri ketika kenyataan sudah menampakan batang hidungnya.
Iya memang, aku sendiri pun benci dengan diriku yang begitu. Tapi mau bagaimana lagi, itu memang aku. Baik buruknya aku siapa lagi yang harus bisa menerima selain aku sendiri. Aku harus menerima diriku dengan utuh.
Lalu apa kabar aku sekarang?
Sejauh ini, tidak buruk. Aku bertemu dengan orang-orang yang menyenangkan di gombong ini. Meskipun tidak semua anggota KKN 37 ini klop denganku. Setidaknya secara keseluruhan mereka adalah orang-orang yang menyenangkan dan aku merasa beruntung dipertemukan dengan orang-orang yang cukup receh bahkan sama recehnya denganku. Sejauh ini hidupku bisa dibilang baik baik saja.
Meskipun sesekali anomali nona senja terjadi disini. Ya, nona senja ini keluar saat fajar tiba. Nona senja yang biasa menikmati hangatnya senja di pantai dia nyaman juga menikmati fajar dan pagi yang sejuk di pesawahan gombong. Hampir setiap pagi ritual me time mendengarkan musik dipinggir sawah sambil menanti sang mentari menampakan wajahnya di langit gombong yang hampir selalu biru dan cerah. Sejauh ini, nona senja baik baik saja, walau sesekali ia merindukan bapak dirumah.
Dan hati...
Apakabar?
Entahlah... Dia tidak terlalu merindukan tuan tentakel atau bahkan tuan senja. Dia seperti sedang menikmati suasana baru namun juga tak ingin terlalu nyaman dengan keadaan. Hal indah yang mungkin terjadi terlihat seolah terlalu indah untuk jadi kenyataan. Ada beberapa orang datang dan pergi saat nona senja dan tuan senja tak lagi terikat dalam satu hubungan. Namun tak ada satupun yang tinggal. Kecuali mungkin si tuan tentakel, tapi sekarang bahkan aku tak tahu dimana tepatnya posisi tuan tentakel dan tuan senja berada.
Entah berharap kepada siapa. Entah ingin berlabuh kemana. Entah cerita apa yang akan tertulis semua terasa gamang.
Entah rindu siapa, entah ingin apa, semua terasa gamang tapi masih baik baik saja. Kuharap ini bukan malam tenang sebelum badai. Kuharap cerita indah akan terjadi di masa depan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Inginkah Menjadi Guru?

Siapa yang Kurindukan?

I lost him, but I found The Greatest "HIM"