Dear My Future Husband ✨

Hai, aku penasaran siapa kamu, dan dimanakah kamu sekarang. Kapan ya kita akan dipertemukan oleh Allah? Apakah kita akan bertemu di dunia ini? Atau mungkin di akhirat nanti? Entahlah, terserah Allah saja. Aku tak mau berekspektasi atau berspekulasi apapun.

Yang pasti, aku yakin siapapun kamu. Kamu adalah pilihan Allah yang terbaik untuk ku. 

Kalau kelak kita bertemu, semoga kita menyadari satu sama lain ya kalau hati kita memang Allah ciptakan untuk saling bertaut. 

Kalau boleh kuceritakan sedikit tentang diriku aku hanya ingin bilang padamu wahai calon imamku, bahwa disini sekarang aku sendiri, aku tak berdua dengan siapapun. Aku sedang sibuk menyusun skripsi ku sambil berusaha memperbaiki diriku. 

Kelak kalau kita sudah dipertemukan oleh Allah, tolong jangan tanya masa lalu ku ya, jangan tanya aib-aib ku. Allah saja sudah menutupnya lantas kenapa kau ingin mengoreknya? Dan akupun demikian, aku tak peduli seperti apapun masa lalumu, seburuk apapun itu, selagi kini kamu bertaubat dan memperbaiki dirimu dan tak lagi mengulanginya maka sekelam apapun itu aku takan memperdulikannya.

Kalau kelak kita bertemu, kita bicarakan saja apa yang akan kita lakukan di masa depan. Lagipula saat bersama 'masa depan' kenapa harus membicarakan 'masa lalu' ? Aku tahu masa lalu itu penting, bagian dari sejarah yang membuat kita sampai disaat ini sekarang. Tapi jika sekiranya aib masa lalu itu tak baik untuk kehidupan kini dan masa depan kita maka untuk apa diceritakan. Cukuplah Allah kubur aib kita.

Eh tapi jangan salah paham juga ya, semoga aku tak seburuk yang ada di pikiranmu meskipun aku juga tak sebaik itu. 
Aku hanya manusia biasa, sama seperti kamu. Aku memiliki banyak kekurangan yang mungkin kamu akan terkejut mengetahui nya. 

Kelak kamu akan tau bahwa aku begitu pencemburu. Atau terkadang aku keras kepala. Tapi kalau suatu saat ada sifatku yang tak sesuai dengan hatimu, tolong tegur aku dengan baik ya. Tegur aku dengan kasih sayang. Jujur aku tak suka dibentak, apalagi di maki-maki dengan kata kasar apalagi kalau sampai kekerasan fisik, sungguh aku tak berharap mendapatkan perlakuan semacam itu dari suamiku kelak.
Dan apa yang kamu inginkan dariku, bilang saja ya, ayo kita bicarakan segalanya. Apa yang kamu suka atau tidak suka sehingga aku bisa belajar untuk memahamimu sedikit demi sedikit. Kita harus selalu berusaha untuk saling memahami satu sama lain sepanjang hidup kita. 

Calon imamku, kuharap kamu adalah seseorang yang mampu menuntunku ke jalan Allah. Mampu membimbing ku menuju surga-Nya. Karna aku berharap bisa berjodoh denganmu di dunia dan juga di surga. Tolong ajarkan aku mana yang halal mana yang haram, tolong ajarkan aku membaca Al-quran dengan benar. Bangunkan aku setiap subuh jika tidurku terlalu pulas sampai aku lupa untuk solat. Dan karena aku ini pencemburu, tolong tundukan pandanganmu terhadap wanita lain. Aku berharap kamu adalah orang yang pandai bersyukur dan selalu menjaga hatimu pada yang halal untukmu saja. Akupun akan belajar untuk menjaga kehormatan suamiku kelak. 

Sebenarnya aku tak tahu bagaimana kita akan bertemu, ataukah mungkin kau adalah orang yang sempat kukenal? Aku juga sudah tak ingin berpacaran, lantas bagaimanakah caranya kita mengenal satu sama lain? Aku tak tahu, tapi Rabb kita Maha Mengetahui dan Allah sebaik-baik perencana. Jadi aku takan mengkhawatirkan itu lagi.

Sekarang, fokus saja dengan apa yang harus kamu lakukan ya. Akupun masih sibuk dengan skripsi ku, masih berjuang untuk lulus dari universitas. Dan setelah ini mungkin akan disibukkan pula dengan mencari pekerjaan. Dan sehari-hari aku juga sibuk mengurus kucingku, suri. Semoga suri panjang umur dan kamu bisa mengenalnya juga sebagai kucing kita kelak. 
Dia lucu, meskipun sedikit nakal dan keras kepala tapi suri adalah kucing pintar. Suri adalah rezeki yang Allah berikan untukku, untuk menjadi pelipur lara ku saat aku sedih dan kesepian. Ah dan hari ulang tahun kita juga sama. Tahun kemarin pun alhamdulillah kita merayakan ulang tahun bersama. 

Terkadang aku merasa tertekan dengan pertanyaan-pertanyaan orang sekitar saat kamu belum hadir di hidupku. Mereka mulai bertanya siapakah calon suamiku? Darimanakah dia berasal?

Harus kujawab apa jika memang Allah belum mempertemukan kita?
Terus berdoa dan berusaha ya. Aku harap aku adalah jawaban dari doa mu. Dan saat Allah menyatukan kita, aku yakin kamu pasti jawaban dari doa ku. 

Sampai saat itu tiba, jaga dirimu baik-baik. Jangan tinggalkan solat. Dan hal lain yang Allah perintahkan pada kita. 

Allah haruslah nomor satu, lalu Rasulullah, dan selanjutnya Ibumu, keempat adalah ayahmu, dan selanjutnya bolehkah aku mengisi posisi itu? Posisi setelah ibu dan ayahmu?

Tapi aku cukup percaya diri bahwa Allah akan membiarkanku mengisi posisi itu dihatimu. Dan semoga ibu mu mencintai dan menyayangiku juga ya, sebagaimana dia menyayangi anaknya. Tolong bilang pada ibumu, aku memang bukan wanita sempurna, aku juga tak terlahir dari keluarga kaya, aku memang hanya wanita akhir zaman yang sedang berusaha memperbaiki diri. Namun jika Allah yang sudah pilihkan kamu untukku, maka InsyaAllah aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk kita, keluarga kita termasuk ibu dan ayahmu, ibu dan ayahku, orangtua kita. 

Jaga dirimu ya, tundukan pandangan mu. Aku juga menjaga diriku dan menutup aurat serta menundukkan pandanganku pula. 

Sudahlah biar Allah saja yang pertemukan kita dengan cara terindah-Nya. Dimanapun dan bagaimana pun itu. 

See you...! 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masih Inginkah Menjadi Guru?

Siapa yang Kurindukan?

I lost him, but I found The Greatest "HIM"