Berdoa Adalah Cara Terbaik Untuk Berjuang Tanpa Takut Merasa Kehilangan
Judul tersebut adalah judul sebuah thumbnail YouTube dari channel yang berisi ceramah para ustad, khususnya ustad hanan attaki.
Thumbnail notifikasi itu seringkali muncul dengan tepat sesuai dengan apa yang aku alami saat itu.
Dan itulah salah satu hal yang membuatku tak patah semangat untuk berdoa dan meminta kepada Allah. Tentang apapun itu. Bukan hanya perkara yang akhir-akhir ini sering menjadi "topik utama" diantara aku dan Rabb ku atau aku dan teman sebayaku.
Karena, mau tidak mau topik itu pasti akan terbahas juga bersama teman sebayaku yang saat ini rentang usia kami 23-24 tahun. Dimana kebanyakan teman kami sudah menikah atau bahkan memiliki anak.
Sebenarnya, aku tidak terlalu berpatok pada umur kapan aku akan menikah. Dulu memang aku sempat bercita-cita ingin menikah di usia 23-25 tahun. Tapi saat sekarang usiaku 24 tahun, aku sama sekali tak punya gambaran, kapankah aku akan menikah?. Tapi aku juga tidak terlalu memusingkan hal itu. Karena selain aku yang memang masih berkutat dengan skripsiku, ayahku juga belum terlalu bertanya lebih jauh akan hal itu. Dan orang sekitar justru memberiku saran agar aku temukan pekerjaanku dulu dan menikmati masa lajangku dengan hal-hal yang dapat meningkatkan kemampuan diri. Entah dengan mencari pengalaman kerja, atau dengan diriku sendiri. Jadi sebenarnya aku masih cukup santai menghadapi hal ini, walau terkadang ada juga sih segelintir pertanyaan tentang "kapan nikah?" "sekarang pacarnya orang mana nih?" "udah ada calon belum?" hmm ya kujawab dengan senyuman saja. Senyum pahit maksudnya wkwk
Ah intermezo nya kepanjangan ya, sampai lupa mau bahas apa. Ok, kembali ke laptop!
Seperti judul yang kutulis di atas "berdoa adalah cara terbaik untuk berjuang tanpa takut merasa kehilangan".
Maksudnya gimana nih?
Hmm baiklah, mari kita bahas. Tapi disclaimer dulu ya, apa yang aku tulis adalah persepsiku sendiri. Pandanganku tentang hal tersebut setelah melihat berbagai tausyiah, quotes di pinterest, ataupun video yang muncul di fyp tiktok ku.
Ustad Hanan bilang, doa adalah senjata orang mukmin. Beliau berkata bahwa Rasullullah Salallahu Alaihi Wasalam pernah bersabda bahwa tidak akan binasa seorang muslim yang masih berdoa kepada Rabb nya yaitu Allah. SWT.
Jadi, aku mengambil kesimpulan bahwa doa adalah sesuatu yang begitu kuat. Karena doa adalah percakapan kita dengan Allah secara langsung. Kita bisa meminta apapun itu kepada Allah lewat doa. Selama itu hal yang baik. Kita bicara dengan Allah loh lewat doa itu, Allah loh ini Allah, kuulangi lagi A L L A H. Allah adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Pencipta langit dan bumi dan segala isinya. Rabb yang sama dengan yang membelah lautan untuk nabi Musa, Rabb yang sama dengan yang mendinginkan api untuk nabi Ibrahim, Rabb yang sama dengan yang menyelamatkan nabi yunus dari perut ikan paus, Rabb yang sama dengan yang memberikan kemampuan kepada Nabi Sulaiman untuk mengendalikan angin dan berbicara dengan hewan, Rabb yang sama dengan yang menyembuhkan Nabi Ayub, yang mempertemukan kembali Nabi Yusuf dan ayah serta keluarganya. Rabb yang sama dengan yang menciptakan manusia semulia Rasullullah Muhammad SAW, melindungi dan menuntun setiap langkah beliau untuk menyebarkan Islam, Rabb yang sama pula dengan yang menjadikan peristiwa Isra dan Miraj. Lantas, apalagi yang membuat kita ragu untuk berdoa? Apalagi masalah kita dibanding apa yang dihadapi para Nabi dan rasul itu sangatlah 'receh'.
Apapun, apapun yang kita butuhkan, apapun yang kita inginkan hanya Allah yang bisa mengabulkan. Segala sesuatu terjadi atas izin Allah. Maka kenapa kita repot-repot meminta kepada manusia atau hal lain saat kita bisa meminta langsung kepada Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu yang apabila Allah berkata "jadi" maka jadilah sesuatu itu.
Aku punya cerita, dan bagiku ini sangatlah manis. Sebagian bukti bahwa Allah Maha Mendengar. Jadi, disuatu hari di bulan februari. Aku menginginkan sebuah coklat, seperti yang kita tahu kan bahwa februari di minimarket kebanggan kita semua seringkali ada diskon coklat, walaupun kita tidak merayakan valentine tapi kadang aku ingin saja membeli coklat saat diskon, ya karena aku suka. Saat itu aku ingin sekali membeli sebungkus coklat kemasan besar yang sedang diskon beli satu gratis satu, tapi uangku tidak cukup, jadi kubeli saja yang kecil dan kunikmati bersama bapak. Dan pada saat perjalanan kembali ke rumah keduaku, tempat aku berkuliah yaitu Tasikmalaya, aku berteduh di minimarket dan lagi-lagi aku melihat si coklat promo itu. Aku ingin membelinya namun kuurungkan niatku karena aku tak ingin menghamburkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting. Dalam hati aku bergumam "ah sudahlah tak usah beli, beli satu gratis satu memang menguntungkan tapi lebih untung kalau tidak beli, toh cokelat bukan sesuatu yang darurat kan". Dan kutinggalkan saja coklat dengan promo menggiurkan itu. Lalu tak lama setelahnya, salah satu sahabatku sidang skripsi, aku memutuskan untuk datang mengunjunginya dan membawakannya sebuah camilan favorite nya yang harganya sangat murah yaitu "tahu bulat", aku bukan tak ingin membelikan yang lebih mahal sih, tapi uangku hanya cukup untuk membeli camilan kecil murahan itu dan syukurlah makanan favorite nya itu bukanlah sesuatu yang sulit kubeli wkwk. Singkat cerita setelah kami menghabiskan waktu bersama bercerita tentang proses sidang dan sebagainya, sewaktu aku akan pulang dia memberikanku cokelat! Sebuah coklat ukuran besar yang beberapa hari sebelumnya aku inginkan. MasyaAllah, Alhamdulillah, dalam hati aku tak henti bersyukur dan sangat berterima kasih pada Allah. Allah memberikan yang aku inginkan padahal aku tidak meminta nya. Lihat betapa manis nya salah satu kejutan kecil yang Allah berikan pada hal yang bahkan tidak secara langsung dipinta π Iya coklat itu diberikan lewat sahabatku, dan siapakah yang menggerakan hatinya untuk memberikan itu padaku kalau bukan Allah? Padahal aku tak secara langsung berdoa pada Allah, tapi Allah memberikannya padaku, padahal aku ini hamba yang kurang ajar dan tak tahu diriπ
Ada lagi ya cerita manis selanjutnya tentang betapa Maha Baik dan Maha Mendengar-Nya Allah dan betapa Allah memperhatikan kita disetiap saat. Nah kisah ini berawal dari fyp tiktok. Saat itu aku melihat orang membagikan resep gepuk untuk menu sahur di bulan ramadhan. Dan menu gepuk sapi nya itu sangat menggiurkan sampai membuat ku ingin me recook resep itu untuk sahurku juga di ramadhan yang saat itu tinggal beberapa hari lagi. Namun aku berfikir bahwa daging sapi pastilah harganya mahal untuk anak kos seperti aku. Jadi kuputuskan ganti menu saja dengan ayam goreng yang lebih mudah untuk dijangkau oleh dompetku. Lalu di hari menjelang ramadhan, tepatnya sehari sebelum ramadhan, salah satu sahabatku akan menginap dikamar kos ku untuk beberapa hari dan akupun menjemput nya. Tahu apa yang terjadi? Yap, sahabatku menginap dirumahku turut serta bersama gepuk daging sapi yang aku inginkan! MasyaAllah π lagi-lagi aku mendapat apa yang aku inginkan lewat sahabat-sahabatku. Lagi lagi Allah memberikan apa yang kuinginkan sekalipun aku tidak secara khusus memintanya didalam doa π
Dan sebenarnya masih banyak lagi nikmat Allah yang diberikan padaku, pada kita hamba-Nya yang seringkali kufur terhadap nikmat-Nya. Yang sungguh jika kita hitung takan terhitunglah nikmat yang telah Allah berikan pada kita.
Itu dua kisah yang baru-baru ini terjadi dan membekas di ingatanku. Coba mari ingat lagi "keajaiban-keajaiban kecil" apa yang kamu pernah dapatkan yang bahkan kamu sama sekali tidak benar-benar mengusahakannya tapi begitu saja kamu dapatkan di hidupmu. Sebenarnya bukan kecil juga sih hehe itu sebuah nikmat yang besar, contoh sederhana saja sebetulnya.
Nah, kalau apa yang tidak kita minta pun Allah seringkali memberikan. Apalagi yang kita pinta? Tentu saja PASTI Allah akan berikan. Walaupun terkadang bentuknya lain dari yang kita bayangkan. Tapi pasti hal itu takan mengecewakan.
Syekh Ali Jaber pernah bilang bahwa Allah mengabulkan doa dengan cara-Nya yang tentu itu lebih baik untuk kita. Terkadang kita meminta sesuatu tapi Allah malah jauhkan, ternyata jauhnya kita dari sesuatu itulah yang baik untuk kita. Allah tahu masa depan sedangkan kita tidak. Atau terkadang kita meminta rezeki lebih disuatu waktu tapi ternyata kita tidak mendapatkan apa-apa. Kata syekh Ali Jaber, bisa jadi seharusnya hari itu kita celaka. Lalu saat kita berdoa, doa itu Allah kabulkan dalam bentuk perlindungan terhadap kita yang mana pelindungan itu juga rezeki kan? Percayalah, pasti begitu banyak hal yang tidak kita sadari yang sebenarnya Allah hindarkan dari kita untuk kebaikan kita. Misalnya saat ban motor kita tiba-tiba bocor saat diperjalanan yang membuat kita terpaksa berhenti, mungkin berhentinya kita itu adalah hal yang baik untuk kita karena di depan sana jika dilanjutkan akan ada kecelakaan yang mungkin membahayakan kita.
Lalu terkadang ada pula doa yang rasanya kok belum juga terkabul ya. Padahal kan Allah sudah berjanji akan memperkenankan doa bagi siapapun hamba yang berdoa pada Allah dan Allah takan menyalahi janji. Kalau kata ustad Adi Hidayat/Ustad Hanan (cmiiw) , mungkin doa itu akan dikabulkan nanti diwaktu yang tepat. Beliau mengibaratkan seperti ini: jika anak kamu yang berumur 5 tahun meminta motor, apakah kamu akan membelikannya? Tentu tidak kan, karena belum waktunya anak umur 5 tahun mengendarai motor. Sekalipun kamu banyak uang dan mampu membelinya tentu saja kamu takan memberikan sesuatu yang justru akan membahayakan anakmu. Begitu juga Allah kepada kita, kasih sayang Allah pada hamba-Nya lebih dari kasih sayang orangtua pada anaknya. Bayangkan se sayang apa Allah pada kita?. Dan ustad hanan bilang, pengabulan doa yang Allah lakukan bisa jadi juga nanti di akhirat yang mana kita lebih membutuhkannya disana. Sekarang sih masih belum terbayang sebutuh apa kita pada naungan Allah di akhirat, tapi kelak saat dunia dan isinya tinggal cerita, kita akan tahu betapa kita sangat amat membutuhkan hal itu. Jadi kesimpulannya, tidak ada doa yang sia-sia.
Percayalah bahwa dengan doa, itulah sekuat kuatnya kita berjuang. Bukan berarti kita tidak berusaha. Tapi usaha pertama yang harus kita lakukan sebelum "action" bagiku adalah doa. Karena dengan "bercerita" kepada Allah tentang apapun itu. Sungguh menenangkan, sungguh melegakan. Sekalipun tadinya perasaan itu begitu berat terasa di hati, ketika harap telah disampaikan pada tempat yang seharusnya. Maka sekalipun solusi belum ditemukan, hati akan tenang. Tenang tanpa merasa takut untuk kehilangan karena apapun jawaban yang Allah berikan pastilah itu sebaik-baiknya jawaban yang pasti kita dapatkan untuk hidup kita.
Saat kita merasa rasanya tak ada lagi yang bisa kita lakukan atas sesuatu yang menimpa kita. Rasanya mustahil untuk terjadi di hidup kita. Seolah tak ada apapun yang tersisa untuk kita, jangan lupakan Allah, bahwa kita bisa berdoa apapun pada Allah, termasuk untuk mengubah situasi kita dalam sekejap mata pun bukan hal yang sulit bagi Allah. Lalu saat harap itu tak terjadi persis seperti yang kita inginkan, tenanglah dan bersabar sebentar lagi, menangislah jika memang harus, manusia memang diciptakan lemah dan tidak ada yang salah dengan air mata. Justru ustad hanan bilang air mata adalah rahmat, karena begitu banyak orang yang hatinya keras dan tak bisa menangis, sedangkan anak kecil mudah sekali untuk menangis karena hati mereka masih bersih dan lembut. Sekalipun mungkin jawaban yang Allah berikan tidak persis seperti apa yang kita ekspektasikan, namun yakin lah bahwa dibalik semua itu ada kebaikan yang belum kita mengerti. Dan kelak saat semuanya Allah tunjukkan, kita pasti akan menyadari "oh ternyata ini maksud Allah, sambil berlinang air mata bahagia di pipi dimana air mata kepedihan biasa terjatuh".
Jadi, jangan takut kehilangan apapun. Jika kita sudah "mendiskusikan" nya dengan Allah. Maka apapun yang hilang pasti akan Allah ganti dengan yang lebih baik. Bahwa apapun yang hilang setelah kau "berdiskusi (read: berdoa)" pada Allah maka itu sama sekali bukan kehilangan tapi merupakan suatu berkah, karena Dzat Yang Maha Penyayang ini tidak mungkin menghilangkan suatu kebaikan dari hamba yang Dia sayangi. Tak mungkin mendzolimi hamba-Nya, hanya terkadang kita perlu diuji sesabar apakah kita, sekuat apakah kita, seingin apakah kita akan hal tersebut. Kita diuji bukan karena Allah tidak tahu kita, Allah tentu Maha Mengetahui hamba-hamba-Nya seperti apa. Tapi kita, kita perlu mengetahui kan, hamba seperti apakah kita? Hingga saat hari pembalasan nanti, kita tak bisa berkelak lagi tentang hamba seperti apakah kita ini.
Kalau tidak ada duka, bagaimana kita bisa tahu arti kebahagiaan? Kalau tidak ada kotor, bagaimana kita bisa tahu sesuatu yang bersih? Kalau kita tidak pernah menunggu, bagaimana kita tahu kesabaran kita? Jika kita tidak pernah meminta, bagaimana kita tahu seingin apa kita tentang hal itu? Jika tidak ada ujian, kita tidak pernah tahu sepaham apa kita pada "pelajaran" itu? Dan jika tidak ada ujian, bagaimana kita bisa naik kelas?
Dan doaku, apakah doa-doa yang selama ini aku panjatkan sudah terkabul? Hmm belum semua, satu persatu aku lihat dengan nyata dan yang lainnya aku masih menunggu. Tentu aku akan sangat bahagia jika doaku terkabul persis seperti yang aku dambakan, namun jika tidak seperti yang aku dambakan, semoga aku ridho dan semoga aku ingat tentang apa yang aku tulis hari ini bahwa doa tidaklah pernah sia-sia. Dan apapun jawaban yang Allah berikan adalah yang terbaik untuk kita. Yang lambat laun akan kita pahami maksudnya. Aku yakin aku tidak akan kecewa. Seperti kata nabi Zakaria dalam surat Maryam ayat 4 yang sepenggalan artinya begini "... Dan aku tak pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhan ku". Sebagaimana Allah tidak mengecewakan nabi Zakaria, aku percaya Allah takan mengecewakan aku juga dan hamba-hamba-Nya yang lain yang berharap hanya kepada-Nya.
Jadi, ayo semangat. Tidak punya orang dalam? Tidak apa-apa. Tidak punya dukungan dari keluarga terpandang? Tidak apa-apa. Tidak punya dukungan dari wajah cantik/tampan? Tidak apa-apa. Selama kita masih punya Allah dan kemauan untuk berdoa kepada Allah maka kita sudah bergantung kepada tali yang terkuat, Allah takan membiarkan kita terjatuh jika kita bergantung hanya pada-Nya. In Sya Allah kita takan binasa, entah kita akan diajarkan untuk terbang atau ditangkap dan didekap saat terjatuh. Bagaimanapun itu kita akan baik-baik saja jika Allah senantiasa ada didalam hati kita.
Wassalamualaikum brothers and sisters fillah!!
Komentar
Posting Komentar