Rampung
Hari itu dunia Maya hancur, bak disambar petir di siang bolong ketika pencarian kucing kesayangan nya berakhir di depan seonggok tanah yang sudah terkubur berisi jasad kucing kesayangan nya, suri.
Suri, nama cantik yang dia pilihkan untuk kucing jantannya. Salah paham rupanya. Walaupun mengaku 'cat lovers' ternyata dia belum cukup mampu membedakan gender kucing ketika kucing itu masih sangat kecil.
Suri bukan kucing pertama dalam hidupnya. Sejak kecil sebenarnya Maya sudah amat menyukai mahluk kecil berbulu yang tingkahnya menggemaskan itu. Dia juga sempat memelihara kucing saat dia kecil dan mulai memelihara lagi ketika dewasa, namun karena satu dan lain hal, dia terpaksa memberikan kucingnya pada oranglain. Dan suri ini bisa dibilang kucing pertama yang benar-benar ia rawat dari kecil sampai kembali ke pangkuan Allah.
Bagi Maya, suri sangat spesial. Bukan hanya karena wajahnya yang lucu dan tampan. Tapi karena suri memiliki tanggal lahir yang sama dengannya. Yaitu, 5 September. Semenjak kehadiran suri, Maya amat bersemangat menyambut hari ulang tahunnya. Karna dia akan merayakan nya bersama Suri.
Hari demi hari Maya lalui bersama Suri. Suka dan duka, tangis dan tawa. Suri bahkan melihat tangisnya ketika orang-orang hanya melihat tawanya. Dari bangun tidur sampai tidur lagi mereka hampir selalu bersama setiap harinya.Tidur, main, makan, bahkan mandi dan buang air pun tak jarang mereka lakukan bersama di kamar kos maya yang kecil. Kemanapun Maya pergi, ia tak pernah lupa dengan suri. Termasuk saat dia harus pulkam dan bolak-balik ke kampus. Suri tak pernah ia lepaskan. Baginya, Suri adalah bagian dari hidupnya.
Baginya, Suri adalah anugerah yang berharga yang Allah titipkan untuknya. Untuk menemani hidupnya dan untuknya belajar banyak hal.
Orang bilang beruntung sekali suri punya 'majikan' seperti Maya. Tapi bagi Maya justru ia lah yang beruntung karna Allah titipkan Suri padanya. Setiap kali ia melihat Suri pulang selepas main, dia tak henti mengucap syukur pada Allah dengan mata berbinar "Alhamdulillah suriku sudah pulang" sambil memeluk dan menciumi kucing jantan yang cukup gemuk itu. Dan setiap kali Suri pergi bermain sebelumnya ia selalu memberikan 'petuah' pada Suri seolah Suri akan mengerti perkataan nya "Suri, suri boleh main tapi hati-hati ya sayang. Hati-hati sama kendaraan, jangan main ke jalan. Hati-hati sama hewan lain. Jangan maling dirumah orang, gak semua manusia itu baik. Jangan nakal, jangan makan sembarangan jangan minum sembarangan dan jangan lupa pulang dengan selamat ok! " ucapnya sambil mengelus lalu mencium kening Suri. Dan dengan sigap suri akan berlari dengan semangat. Terkadang suri sangat manja, bahkan tak ingin ditinggalkan Maya sedetikpun, namun sering juga dia bersikap cuek seolah tak peduli padahal pandai mencuri perhatian.
Baginya, suri adalah teman, sahabat, anak, kekasih, dan termasuk juga bagian dari dirinya. Dan belakangan dia baru sadar bahwa Allah mengajarkan banyak hal lewat Suri. Maya mungkin belum menjadi seorang ibu. Tapi lewat Suri, dia belajar bagaimana peran seorang ibu. Ketika dia lebih memilih makan seadanya asal suri makan enak. Ketika dia memilih tidak punya uang dan bahkan sampai meminjam, asal suri sehat. Ketika dia rela tiba-tiba terbangun tengah malam saat suri tiba-tiba muntah atau bahkan minta makan. Ia belajar bersabar saat tiba-tiba Suri pipis sembarangan. Belajar bersabar dan membujuk ketika Suri sakit dan harus minum obat. Sungguh pelajaran yang tidak akan dia dapatkan dari buku manapun. Karena teori dan praktek kadang tidak seimbang. Dan Maya tak serta merta otomatis menjadi orang sabar ketika melakukan itu, tentu saja di awal dia sering pusing dan frustasi juga dengan tingkah laku suri. Namun seiring berjalannya waktu, dia belajar untuk bersabar dan berfikir bahwa hidupnya dengan Suri mungkin takan terlalu lama, mengingat umur kucing pun biasanya tak sepanjang umur manusia. Dan dari situlah dia mulai menikmati setiap hari yang dia lalui bersama Suri.
Suri itu kucing pintar, Maya selalu merasa bahwa ia bisa berkomunikasi dengan Suri dengan cara dan bahasa mereka sendiri. Cara dan bahasa yang menurut orang lain mungkin terlihat gila dan tidak masuk akal. Tapi begitulah adanya. Hubungan mereka tak sebatas "kucing" dan "pemiliknya". Suri adalah nama yang selalu ia sebut dalam doanya. Seperti seorang ibu yang selalu berdoa untuk keselamatan anaknya. "Ya Allah, tolong jaga dan lindungi Suri dimanapun Suri berada. Tolong selalu kembalikan Suri pada hamba dengan selamat. Dan jika suatu saat Engkau akan mengambilnya, tolong lapangkan hati hamba agar hamba tidak terlalu berlarut-larut dalam kesedihan" begitulah doa yang selalu ia panjatkan pada Tuhannya.
Dan kalau merujuk pada kata pemilik, sebenarnya pemilik Suri itu Allah, jadi suatu hari Maya pun menyadari bahwa Allah bisa mengambil nya kapan saja. Pemilik Suri adalah Allah dan tempat kembali Suri tentu saja hanya pada Allah. Bukan hanya Suri tapi semua makhluk.
Maya tahu betul itu, bahwa suatu waktu Suri bisa saja pergi tanpa pamit. Namun, tetap saja ketika itu terjadi, dunia nya terasa runtuh.
Seperti yang terjadi pada hari itu, hari ketika berhari-hari suri belum pulang dan ia tak menemukan suri dalam pencariannya. Dan ia mendapat kabar buruk dari tetangga nya bahwa ada seekor kucing yang tertabrak sekitar dua hari sebelumnya dan tubuhnya hancur dan sudah dikuburkan oleh paman pemilik warung nasi padang. Degg!! Hatinya berdebar tak karuan, tak mau percaya tapi mau tidak mau dia harus bertanya kepada siapapun yang melihat bahwa kucing itu bukan suri. Namun sayang, ketika ia memperlihatkan foto Suri pada setiap orang yang melihat tragedi nahas itu. Hampir semua berkata "ya" itu suri. Bahkan ketika ia bertanya pada paman yang menguburkan, paman itu mantap menjawab bahwa itu adalah suri.
Lemas lah seluruh sendi penopang tubuh Maya. Dia tak mau percaya tapi semuanya terasa masuk akal sekarang. Karena dia tahu tabiat kucingnya. Suri, senakal apapun dia. Dia takan pergi lebih dari 3 hari/3 malam. Dia selalu pulang, menunaikan janjinya untuk pulang dengan selamat. Walau hanya sekedar untuk makan dan pergi lagi. Pantaslah dia tak pulang, kini semua tanya telah terjawab. Sebuah penantian pun usai. Penantian yang berujung perpisahan.
Bukan ia tak tahu bahwa semua makhluk yang bernyawa pasti akan mati. Namun, kepergiannya yang terlalu mendadak dan bahkan ia tak sempat melihat dan memeluk suri dalam beberapa hari, harus menerima kenyataan bahwa dia takan pernah lagi memeluk suri di dunia ini. Hanya pertemuan di Surga-Nya lah yang kini menjadi harapannya. Satu-satunya harapan yang tersisa. Bahkan ia memohon kepada Tuhannya "Allah, jika nanti ketika Kau izinkan hamba memasuki surga-Mu hamba lupa dengan segala kesakitan hamba di dunia ini, tolong ingatkan ini Ya Rabb, tolong ingatkan bahwa hamba ingin bertemu lagi dengan Suri disana, bukankah disana hamba bisa meminta apapun? Tolong ingatkan hamba tentang hari ini, bahwa hari ini hamba amat mengharapkan pertemuan dengan Suri kelak, dalam versi terbaik kami. Dan sekali lagi kami bisa bersama. Dan kali ini dalam keabadian."
Dia bilang dia sudah pasrah, namun dia masih membuka jendela kamarnya disetiap malam setelah kepergian suri, berharap suri akan pulang. Berharap suri akan mengeong manja meniduri tubuhnya sambil mengeong meminta makan. Dia bilang dia sudah pasrah, namun dia masih sering terbangun tengah malam dan melihat jendela berharap mungkin saja Suri pulang. Masih sering terbangun di jam biasa Suri membangunkan ia untuk sekedar meminta makan atau camilan.
Ia, bukan tak menerima takdir Tuhan. Hanya saja butuh waktu baginya untuk menerima kebiasaan baru tanpa Suri. Butuh waktu untuk tidak sedih lagi ketika melihat tempat makan Suri, Litter box Suri, tempat tidur Suri, tempat minum Suri, bahkan laptop yang biasa Suri duduki yang kini hanya tersisa bulu-bulunya saja.
Suri pergi mengajarkan pelajaran terakhirnya untuk Maya. Yaitu bertawakal dan pasrah terhadap takdir Allah. Yaitu ketika kita sudah berikhtiar dengan hati, sepenuh jiwa dan raga. Dan segala doa yang telah terpanjat. Sepenuhnya adalah hak Allah. Dan kita harus bisa menerimanya seberat apapun itu. Bahwa ketika suatu hal pergi dari hidup kita, itu berarti tugas yang ia bawa misi yang ia bawa untuk hidup kita sudah rampung.
Seperti halnya tugas suri. Tugas Suri di hidup Maya, untuk menemani dan mengajari Maya banyak hal telah rampung. Sekarang Suri kembali pada Tuhannya. Sekarang ia menunggu penciptaannya kembali ketika kehidupan setelah kematian nanti terjadi. Ketika akhirnya Maya teringat kembali dengan doanya di dunia lalu Allah mengabulkan nya dan mempertemukan mereka.
Dengan seiring berjalannya waktu, atas izin Allah Maya pasti akan pulih. Dan pelajaran yang sudah Allah titipkan di Suri, dia pasti akan segera menerapkannya untuk kehidupan ia yang selanjutnya. Di tahap selanjutnya, walau kali ini ia harus berjalan tanpa Suri. Dan entah siapa kali ini yang akan Allah hadirkan di hidup Maya. Siapapun itu, semoga Maya bisa belajar bahwa semuanya milik Allah, semuanya tak ada yang benar-benar miliknya. Suatu saat seseorang akan datang dan pergi sesuai dengan masa dan misi nya. Dan jikalaupun seseorang atau sesuatu itu sudah saatnya pergi. Maka takan ada yang bisa mencegahnya dan semua akan tetap berjalan sebagaimana mestinya. Namun akan selalu ada beberapa orang yang memang tetap tinggal dihatinya walaupun masa dan misinya telah berlalu. Seperti Suri, Suri akan tetap hidup di hatinya.
Tombol like nya dimana ya? :D
BalasHapusHaha pojok kanan atas 😂
Hapus